06 Juli 2018
2000 Kali Dilihat
Dandim 0312/Padang Letkol Kav Eriyzal Satria didampingi Kepala Dinas Pertanian (Diperta) Kota Padang, Syaiful Bahri saat mencoba traktor dalam sawah yang akan ditanami sistem jajar legowo di Kota Padang
Pemerintah Kota Padang tetap optimis dan terus menggencarkan sosialisasi Pola Tanam Jajar Legowo (Jarwo) meski kurang diminati petani di Sumatera Barat (Sumbar). Hal itu dilakukan karena,
program itu diklaim mampu menggejot produksi padi tersebut.
Sosialisasi itu dilakukan Dinas Pertanian Kota Padang bekerjasama dengan Kodim 0312/Padang dibarengi dengan menggelar tanam padi serentak dengan Sistem Jajar Legowo di areal sawah milik Kelompok Tani Pagai II, Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto, Kecamatan Koto Tangah, Padang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Padang Asnel mengatakan, program tanam serentak ini adalah bentuk kerjasama Pemkot Padang dengan Dinas Pertanian Provinsi Sumbar. Serta, melibatkan Kodim 0312/Padang.
"Jajar legowo sudah melalui penelitian dan penerapan. Sehingga, diyakini mampu meningkatkan produksi padi. Ini kita gencarkan juga untuk menyukseskan program pemerintah Pusat dalam pencapaian swasembada pangan," kata Asnel
Meski sudah disesaki pembangunan, Kota Padang sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat masih memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Sedikitnya, tercatat sebanyak 6.418 hektare lahan sawah aktif dengan produktivitas hasilnya di tahun 2017 lalu, mencapai 5,5 ton.
"Mudah-mudahan, kalau jajar legowo ini sudah mayoritas diterapkan produksi meningkat lebih banyak," harap Asnel.
Kepala Dinas Pertanian (Diperta) Kota Padang Syaiful Bahri mengatakan, gerakan serentak tanam padi ini bertujuan untuk memotivasi kelompok tani atau petani. Sehingga, mereka tidak lagi ragu-ragu menerapkan Pola Tanam Jajar Legowo. "Ini bagian dari sosialisasi kami pada masyarakat," katanya.
Disamping menggelar tanam serentak, Dinas Pertanian Padang juga menyerahkan bantuan untuk kelompok tani. Diantaranya, bantuan benih padi sebanyak 12.500 kg untuk 500 hektare luas tanam bagi 22 kelompok tani. Kemudian, 14 unit traktor roda dua, 5 unit pompa air, 26 unit hands sprayer, 9 unit cultivator dan 3 unit traktor roda tiga.
Di sisi lain, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Candra mengatakan, Program Tanam Jajar Legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar barisan. Sehingga, terjadi pemadatan rumpun padi dalam barisan dan memperlebar jarak antar barisan. Namun, sampai hari ini, baru sekitar 30 persen lahan sawah masyarakat yang menerapkan Pola Tanam Jajar Legowo.
"Masih banyak petani di Sumbar yang belum bisa mengikuti tanam padi dengan Sistem Jajar Legowo. Mereka berfikir, pola tanam tersebut justru mengurangi produksi padi. Kita selalu berupaya meyakinkan. Tapi, pola pikir petani susah untuk dirubah," kata Candra.
Salah satu jenis legowo yang baik diterapkan adalah pola tanam 4:1. Tipe Jajar Legowo ini, setiap empat baris tanaman diselingi satu lorong atau barisan kosong dengan dua baris tanaman pinggir dan dua baris tanaman tengah.
Dengan jarak tanam 20 centimeter (antar barisan dan jarak antar tanaman pada barisan tengah) dengan 10 centimeter (antar tanaman pinggir) dan 40 centimeter (jarak barisan kosong). Adanya pengaturan jarak antar benih dapat memberikan ruang penyinaran yang maksimal dan pemberian pupuk lebih mudah dilakukan.
"Sistem Jajar Legowo juga dapat mengurangi penyakit dan tingkat serangan hama. Seperti serangan hama tikus, hal itu karena posisi tengah padi dalam keadaan kosong sehingga akan mengurangi dampaknya," jelas Candra.
(rcc/JPC)
Disadur dari : https://www.jawapos.com